A. Pengertian
Ilmu Alamiah Dasar
Ilmu alamiah dasar adalah
kumpulan pengetahuan tentang konsep-konsep dasar dalam bidang ilmu pengetahuan
alam dan teknologi Manusia.
Ilmu alamiah atau sering disebut ilmu pengetahuan alam (natural
science) merupakan pengetahuan yang mengkaji tentang gejala-gejala dalam
alam semesta, termasuk di muka bumi ini, sehingga terbentuk konsep dan prinsip
dan hanya mengkaji konsep-konsep dan prinsip-prinsip dasar yang esensial saja
B. Pengembangan
alam pikiran manusia
·
Bagaimana
alam pikiran manusia berkembang
Manusia yang mempunyai rasa ingin tahu terhadap rahasia alam
mencoba menjawab dengan menggunakan pengamatan dan penggunaan pengalaman,
tetapi sering upaya itu tidak terjawab secara memuaskan.contohnya: Pada manusia
kuno untuk memuaskan mereka menjawab sendiri. Misalnya kenapa ada pelangi
mereka membuat jawaban, pelangi adalah selendang bidadari atau kenapa gunung
meletus jawabannya karena yang berkuasa marah
C. Mitos penalaran dan cara
memperoleh pengethuan
Cerita-cerita mitos disebut legenda. Mitos
dapat diterima karena keterbatasan penginderaan, penalaran, dan hasrat ingin
tahu yang harus dipenuhi. Sehubungan dengan dengan kemajuan zaman, maka
lahirlah ilmu pengetahuan dan metode ilmiah.Puncak pemikiran mitos adalah pada zaman Babilonia yati kira-kira 700-600 SM. Orang Babilonia
berpendapat bahwa alam semesta itu sebagai ruangan setengah bola dengan bumi
yang datar sebagai lantainya dan langit dan bintang-bintang sebagai atapnya.
Namun yang menakjubkan mereka telah mengenal bidang ekleptika sebagai bidang
edar matahari dan menetapkan perhitungan satu tahun yaitu satu kali matahari beredar ketempat semula,
yaitu 365,25 hari. Pengetahuan dan ajaran tentang orang Babilonia setengahnya
merupakan dugaan, imajinasi, kepercayaan atau mitos pengetahuan semacam ini
disebut Pseudo science (sains
palsu) Tokoh-tokoh Yunani
dan lainnya yang memberikan sumbangan perubahan pemikiran pada waktu itu adalah
:
a. Anaximander, langit yang kita lihat adalah setengah saja, langit dan isinya
beredar mengelilingi bumi ia juga mengajarkan membuat jam dengan tongkat.
b. Anaximenes, (560-520) mengatakan unsur-unsur pembentukan semua benda adalah
air, seperti pendapat Thales. Air merupakan salah satu bentuk benda bila
merenggang menjadi api dan bila memadat menjadi tanah.
c. Herakleitos, (560-470) pengkoreksi pendapat Anaximenes, justru apilah yang menyebabkan
transmutasi, tanpa ada api benda-benda akan seperti apa adanya.
d. Pythagoras (500 SM) mengatakan unsur semua benda adalah empat
: yaitu tanah, api, udara dan air. Ia juga mengungkapkan dalil Pythagoras C2 = A2 + B2, sehubungan dengan alam
semesta ia mengatakan bahwa bumi adalah bulat dan seolah-olah benda lain
mengitari bumi termasuk matahari.
e. Demokritos (460-370) bila benda dibagi terus, maka pada suatu saat akan
sampai pada bagian terkecil yang disebut Atomos atau atom, istilah atom tetap dipakai sampai saat ini namun ada perubahan
konsep.
f. Empedokles (480-430 SM) menyempurnakan pendapat Pythagoras, ia memperkenalkan tentang tenaga penyekat atau daya
tarik-menarik dan data tolak-menolak. Kedua tenaga ini dapat mempersatukan atau
memisahkan unsur-unsur.
g. Plato (427-345) yang mempunyai pemikiran yang berbeda dengan orang
sebelumnya, ia mengatakan bahwa keanekaragaman yang tampak ini sebenarnya hanya
suatu duplikat saja dari semua yang kekal dan immatrial. Seperti serangga yang
beranekaragam itu merupakan duplikat yang tidak sempurna, yang benar adalah idea serangga.
h. Aristoteles merupakan ahli pikir, ia membuat intisari dari
ajaran orang sebelumnya ia membuang ajaran yang tidak masuk akal dan memasukkan
pendapatnya sendiri. Ia mengajarkan unsur dasar alam yang disebut Hule. Zat ini tergantung kondisi sehingga dapat berwujud tanah, air,
udara atau api. Terjadi transmutasi disebabkan oleh kondisi, dingin, lembah,
panas dan kering. Dalam kondisi lembab hule akan berwujud sebagai api, sedang
dalam kondisi kering ia berwujud tanah. Ia juga mengajarkan bahwa tidak ada
ruang yang hampa, jika ruang itu tidak terisi suatu benda maka ruang itu diisi
oleh ether. Aristoteles juga mengajarkan tentang klasifikasi hewan yang
ada dimuka bumi ini.
i. Ptolomeus (127-151) SM, mengatakan bahwa bumi adalah pusat tata
surya (geosentris), berbentuk bulat diam seimbang tanpa tiang penyangga.
j. Avicenna (ibn-Shina abad 11), merupakan ahli dibidang kedokteran, selain itu ahli
lain dari dunia Islam yaitu Al-Biruni seorang ahli ilmu pengetahuan asli dan komtemporer. Pada abab
9-11 ilmu pengetahuan dan filasafat Yunani banyak yang diterjemahkan dan
dikembangkan dalam bahasa Arab. Kebudayaan Arab berkembang menjadi kebudayaan
Internasional.
·
Mitos legenda dan cerita rakyat
Contohnya
legenda malin kundang yang ada di Sumatra barat dimana ada seorang anak yang
durhaka terhadap ibunya lalu di ubah menjadi batu
D. Bagaimana cara manusia memperoleh
pengetahuan
Cara
Memperoleh Ilmu Pengetahuan
1. Prasangka Adalah sesutau kemungkinan atau atau dugaan terhadap sesuatu yg belum tentu benar
2. Intuisi Adalah suatu pendapat yg tiba2 muncul tanpa dipikir secara logis dan analisis
3. Trial dab Error Adalah coba2, untung2an yg hasilnya belum tentu benar.
4. Percaya Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
5. Wibawa Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakanbenar
6.Apriori Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
1. Prasangka Adalah sesutau kemungkinan atau atau dugaan terhadap sesuatu yg belum tentu benar
2. Intuisi Adalah suatu pendapat yg tiba2 muncul tanpa dipikir secara logis dan analisis
3. Trial dab Error Adalah coba2, untung2an yg hasilnya belum tentu benar.
4. Percaya Seseorang akan mendapat pengatahuan karena ia percaya pada hal tersebut adalah benar.
5. Wibawa Sesuatu akan dianggap benar,apa bila seseorang yg berwibawa menyatakanbenar
6.Apriori Merupakan suatu keyakinan/pendirian/anggapan sebelum mengetahuai (melihat,mendengar,menyelidiki) keadaan tertentu.
E. Bagaimana manusia bagitu mudah menerima
mitos
Manusia begitu mudah
menerima mitos karena akibat keterbatasan penalaran dan keingintahuannya untuk
sementara dapat terjawab.
Rasa ingin tahu manusia ternyata tidak dapat terpuaskan
hanya atas dasar pengamatan ataupun pengalaman. Untuk itulah, manusia
mereka-reka sendiri jawaban atas keingintahuannya itu. Sebagai contoh:
"Apakah pelangi itu?", karena tak dapat dijawab, manusia mereka-reka
jawaban bahwa pelangi adalah selendang bidadari. Jadi muncul pengetahuan baru
yaitu bidadari. Contoh lain: "Mengapa gunung meletus?", karena tak
tahu jawabannya, manusia mereka-reka sendiri dengan jawaban: "Yang
berkuasa dari gunung itu sedang marah". Dengan menggunakan jalan pemikiran
yang sama muncullah anggapan adanya "Yang kuasa" di dalam hutan
lebat, sungai yang besar, pohon yang besar, matahari, bulan, atau adanya
raksasa yang menelan bulan pada saat gerhana bulan. Pengetahuan baru yang bermunculan
dan kepercayaan itulah yang kita sebut dengan mitos. Cerita yang berdasarkan
atas mitos disebut legenda.
F.
Metode
ilmiah
·
Membedakan
cara berpikir ilmiah dan alamiah
Cara
berpikir alamiah cenderung mempertanyakan lebih dulu mengapa sesuatu harus dilakukan, karna itu cara
berpikir alamiah terbentuk sedangkan cara berpikir ilmiah cenderung
mempertanyakan bagaimana sesuatu dicapai, bagaimana sesuatu dibuat
·
Langkah-langkah
operasional metode ilmiah
Perumusan
masalah; yang dimaksud dengan masalah yaitupernyataan apa, mengapa,
ataupun bagaimana tentang obyek yangteliti. Masalah itu harus jelas
batas-batasnya serta dikenal faktor-faktor yang mempengaruhinya.b. Penyusunan
hipotesis; yang dimaksud hipotesis yaitu suatupernyataan yang
menunjukkan kemungkinan jawaban untukmemecahkan masalah yang telah ditetapkan.
Dengan kata lain,hipotesis merupakan dugaan yang tentu saja didukung
olehpengetahuan yang ada. Hipotesis juga dapat dipandang sebagai jawaban
sementara dari permasalahan yang harus diujikebenarannya dalam suatu obserevasi
atau eksperimentasi.c. Pengujian hipotesis, yaitu berbagai usaha pengumpulan
fakta-faktayang relevan dengan hipotesis yang telah diajukan untuk
dapatmemperlihatkan apakah terdapat fakta-fakta yang mendukunghipotesis
tersebut atau tidak. Fakta-fakta ini dapat diperoleh melalui pengamatan
langsung dengan mata atau teleskop atau dapat jugamelalui uji coba atau
eksperimentasi, kemudian fakta-fakta itudikumpulkan melalui penginderaan.d.
Penarikan kesimpulan; penarikan kesimpulan ini didasarkan ataspenilaian melalui
analisis dari fakta (data) untuk melihat apakahhipotesis yang diajukan
itu diterima atau tidak.Hipotesis itu dapat diterima bila fakta yang
terkumpul itumendukung pernyataan hipotesis. Bila fakta tidak mendukung
makahipotesis itu ditolak. Hipotesis yang diterima merupakan suatupengetahuan
yang kebenarannya telah diuji secara ilmiah, danmerupakan bagian dari ilmu
pengetahuan.Keseluruhan langkah tersebut di atas harus ditempuh melaluiurutan
yang teratur, langkah yang satu merupakan landasan bagilangkah berikutnya. Oleh
karena itu dapat disimpulkan bahwa ilmupengetahuan merupakan pengetahuan yang disusun
secara sistimatis,berlaku umum dan kebenarannya telah teruji secara
empiris
·
Menyebutkan
keterbatasan peranan metode ilmiah
Untuk bisa
mendapatkan kebenaran ilmiah, harus dilakukan melalui metode ilmiah. Kebenaran
seperti apa yang dihasilkan dari metode ilmiah ? Sebetulnya jika dicermati,
maka metodologi ilmiah itu sendiri memiliki kelemahan bahkan sangat lemah untuk
bisa digunakan mencari hakekat kebenaran. Dalam metodologi ilmiah, harus
memenuhi persyaratan empiris, obyektif, rasional dan sistematis.
Empiris Berarti suatu
kebenaran berdasarkan pengalaman yang dapat ditangkap dengan panca indera, dan
dapat dibuktikan. Padahal sebagaimana dalam uraian mengenai kelemahan panca
indera kita yang tidak pernah mampu berfungsi terhadap seluruh obyek dan mampu
menangkap dengan tepat apa yang dilihat, didengar dan dirasakan. Maka
pengetahuan sebagai hasil dari pengalaman berdasarkan panca indera, tak
sepenuhnya benar.
Obyektif Berarti suatu kebenaran
harus mengandung nilai obyektifitas, berdasarkan fakta yang menjadi obyek
pengetahuan, bukan berdasarkan yang menilai atau yang mengamati (subyek-nya).
Dalam kenyataannya, banyak pengetahuan yang dijadikan sebagai kebenaran hanya atas
asumsi dan dugaan sementara dari orang perorang. Jadi kebenaran tersebut
sebenarnya bersifat subyektif, yang belum tentu dapat diterima oang lain.
Rasional Berarti kebenaran
tersebut bersumber dari akal (rasio) atau pikiran manusia, dimana pengalaman-pengalaman
hanya sebagai perangsang bagi pikiran. Kebenaran demikian merupakan kesimpulan
dari pengalaman-pengalaman sebelumnya dan menjadi pengetahuan dalam akal
manusia. Namun pada realitasnya banyak kebenaran yang tidak masuk diakal, yang
tidak rasional namun diikuti oleh banyak orang dan dijadikan sebagai sebuah
kebenaran.
Sistematis Berarti berurutan, yakni dalam
menemukan kebenaran harus melalui proses yang berurutan. Sistematis sebagai
sebuah metode bisa menjadi keharusan, namun tahapan yang dikerjakan secara
berurutan itu belum tentu sebagai kebenaran yang hakiki. Berdasarkan uraian dan
penjelasan tersebut diatas maka metodologi ilmiah sebagai cara untuk menemukan
kebenaran tidak bisa untuk dijadikan patokan secara mutlak. Kebenaran yang
didapat dari metodologi ilmiah sebatas kebenaran yang relatif, bahkan terkadang
tidak konsisten dengan persyaratan ilmiah itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar