SEJARAH
dan LATAR BELAKANG
Masa
Sebelum Abad Pertengahan
Filsafat Barat sebelum
memasuki abad pertengahan mengalami pemberhentian untuk waktu yang cukup lama.
Hal itu dikarenakan perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat seiring dengan
kekacauan pada abad ke-6 dan ke-7. Hal itu didukung dengan kenyataan bahwa
pada tahun 529, sekolah-sekolah filsafat di Athena yang resmi mengajarkan
aliran Yunani kuno ditutup oleh Kaisar Justianus. Sejak itu harus dikatakan
bahwa dengan resmi tertutuplah sumber Yunani yang mengakhirkan filsafat. Saat
itu, terjadi perpindahan bangsa-bangsa sehingga muncul serangan-serangan
bangsa-bangsa yang masih belum beradab terhadap kerajaan Romawi, sehingga
kerajaan Romawi runtuh. Hal itu sangat bertentangan dengan keadaan filsafat
sebelumnya. Misalnya saja, pada zaman kuno, awal munculnya filsafat terdapat
banyak tokoh yang bermunculan dengan berbagai pemikiran-pemikirannya. Seperti,
Thales dengan pemikirannya bahwa air adalah unsur inti, Anaximander dengan apeiron (yang
terbatas) sebagai unsur inti, maupun Anaximenes, Pythagoras, Heraklitos, dan
Parmenides dengan pemikirannya masing-masing. Setelah zaman kuno pun, filsafat
mengalami perkembangan yang cukup pesat. Fokus yang dibahas bukan lagi masalah
alam tetapi tentang manusia dan etika. Zaman ini disebut dengan zaman klasik.
Pada zaman ini muncul tokoh-tokoh besar yang juga memilki pengaruh besar
terhadap filsafat maupun selain filsafat barat serta berpengaruh besar pada
masa setelahnya.
Pada zaman klasik,
muncul kaum shopis yang menggunakan kebenaran subjektif dan keunggulan retorika
sebagai ajaran yang diajarkan kepada pemuda-pemuda. Sebagai akibatnya, maka
ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif. Disaat itu muncullah
Socrates yang menyatakan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk
kita,selain itu utuk menentang kaum shopis, socrates menggunakan metode
dialektik hingga akhirnya dai dihukum mati. Namun muruid-muridnya memiliki
peran yang cukup besar juga pada masa itu seperti Plato yang menggunakan dunia
ide, dan ada juga tokoh Aristoteles yang menggunakan angka sebagai kebenaran
relatif. Setelah zaman socrates berakhir, zaman heleinisme dimulai, dimana
ketika itu muncul aliran filsafat seperti stoisme,epikurus, dan Neo-platonisme.
Untuk aliran Neo-platonisme ini, mereka ingin kembali pada ajaran Tuhan. Baru
kemudian filsafat sedikit demi sedikit mengalami kemunduran hingga akhirnya
berhenti untuk waktu yang cukup lama.
Ciri
Filsafat Pada Abad Pertengahan
Filsafat Barat Abad Pertengahan ini dicirikan dengan
adanya antara agama Kristen dan filsafat. Di lihat secara menyeluruh, filsafat
barat abad pertengahan ini memang merupakan filsafat Kristiani. Oleh karena
itu, kiranya dapat dikatakan bahwa filsafat barat abad pertengahan adalah
suatu filsafat agama dengan agama Kristiani sebagai basisnya. Sehingga
agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa
wahyu Tuhanlah merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda
dengan Yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan
akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.
Kemununculan
Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat pada abad pertengahan sendiri merupakan
suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno.Filsafat
barat abad pertengahan masih bergerak dalam belenggu kekuasaan teologi dan iman
kristen (Theosentris). Filsafat barat abad pertengahan dibagi menjadi 2 zaman
yaitu, zaman pateristik dan zaman scholastik.
1.
Zaman Pateristik
Zaman
pateristik adalah zaman dimana kristiani berkembang pesat. Pateristik berasal
dari kata “patres’, “bapa-bapa Gereja” Bapa-bapa Gereja merupakan bukti
adanya pengaruh plotinus dengan tujuan memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan
pikiran-pikiran paling penting dalam manusia. Adapun tokoh-tokoh pateristik
diantaranya adalah Clemens dari Aleksandria dan Agustinus.
2.
Zaman Scholastik
Zaman
Scholastik terdiri atas agama atau kepercayaan. Ketika Karel Agung berkuasa di
Eropa, kembalilah ketentraman yang agak lama. Sekolah-sekolah didirikan pada
zaman ini. Hal itu dikarenakan tersebarnya agama Katolikdan terdapat pola
organisasi yang teratur (baik dalam penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-sekolah
ini ajaran yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni
merdeka). Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika,
astronomia, geometria, aritmatika. Pada zaman scholastik muncul kaum shopis yang
mengajarkan kepada pemuda-pemuda tentang kebenaran subjektif dan keunggulan
retorika yang kemudian ditentang oleh socrates dengan berdialog yang lebih
dikenal dengan dialektika. Pada abad ke-11lambat laun ada perubahan-perubahan,
yaitu bahwa dialektika(usaha mendapatkan pengenalan dengan cara berfikir) makin
menonjolkan diri, dan gejola rasionalis tampak di dalam pemikiran teologis. Selain
itu pada abad ini juga terjadi pertentangan tentang apa yang dimaksudkan dengan
universal. Maksudnya adalah apakah kebenaran umum itu adalah benar-benar
kenyataan ataukah kebeneran yang hanya diturunkan dari pemikiran-pemikiran
manusia itu sendiri
Filsuf abad pertengahan:
1.
AUGUSTINUS
(354-430)
Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf
besar. Setelah melewati masa muda hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama
Kristen dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang berpengaruh besar
pada abad pertengahan.
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam
aliran filsafat, antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui
keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam
filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang
sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia dapat
mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal
abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan
yang lebih tinggi.
a. Riwayat
Hidup Augustinus
Augustinus lahir pada tanggal 13
november 354 di Tagaska, Numidia (sekarang Algeria). Ayahnya Patricius adalah
seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya
pada tahun 370. Ibunya Monica (Monnica), adalah penganut Kristen yang amat
taat. Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang Gramatika dan
Aritmatika. Tatkala berumur sebelas tahun, ia dikirim kesekolah Madaurus, suatu
tempat orang kafir (lingkungan kafir). Lingkungan itu telah mempengaruhi
perkembangan moral dan agamanya sementara ibunya selalu mendo’akan agar anaknya
menerima ajaran Kristen. Pada tahun 370, karena bantuan kawannya ( Romanius ),
ia pergi ke Kartago. Disana ia tinggal bersama guru wanita yang melahirkan anak
untuknya yang bernama Adeodatus pada tahun 371. Disana ia menjadi seorang manichean,
yaitu suatu ajaran agama yang mengajarkan bahwa Mani adalah Nabi yang terakhir.
Benar-banar yang di jadikan juru selamat yang di janjikan oleh yesus Kristus. Pada
tahun 373-374 ia mengajar di Tagaska, dan sembilan tahun berikutnya ia mengajar
di Kartago. Kemudian ia pindah ke Roma, dan ia mendirikan sekolah retorika, dan
ia meninggalkan ajaran Mani lalu menjadi skeptis. Lalu setahun kemudian ia
mendirikan sekolah di Milan.
Ada beberapa pengaruh yang di
terimanya, diantaranya ialah dari Saint Ambrose, temannya Simplicianus, dan
Neo-Platonisme. Dan semuanya itu mengiringnya untuk menerima gereja kristen.
Tobatlah ia pada hari Paskah ( 25 april 378 ) beserta anaknya ( adeodatus )
dibaptiskan. Segera setelah itu ia dan keluarganya kembali ke Afrika. Dan di
Ostia, pelabuhan Roma ibunya meninggal dunia setalah terjadi pembicaraan indah
dengannya.
Setelah Augustinus mengalami
konversi, ia mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan melayani
pengikut-pengikutnya. Setelah kembali ke Tagasta pada tahun 388, ia menjual
seluruh harta warisannya dan hasil penjualan itu di berikan semuanya kepada
fakir miskin. Yang tertinggal hanyalah sebuah rumah yang di ubahnya menjadi
suatu tempat masyarakat biarawan. Ia sebenarnya tidak berminat menjadi pendeta,
tetapi pada tahun 391 ia di tahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh
hampir semua orang di tempat tinggalnya didekat kota Hippo ( sekarang masuk
wilayah Aljazair ). Pada tahun 395-396 ia ditahbiskan lagi menjadi uskup di
Hippo. Dan di tahun terakhir kehidupannya adalah tahun peperangan bagi Imperium
Romawi. Di tengah penyerbuan Vandal yang mengepung Hippo pada tanggal 28
agustus 430, Augustinus meninggal dalam kesucian dan kemiskinan yang sudah lama
dijalaninya. Setelah penaklukan itu orang Vandal menghancurkan semua yang di
jumpai mereka kecuali Gereja dan perpustakaan Augustinus yang di biarkan tanpa
di ganggu.
b. Tentang Tuhan
dan Manusia
Ajaran Augustinus dapat dikatakan
berpusat pada dua pool, Tuhan dan manusia. Akan tetapi dapat dikatakan
bahwa seluruh ajaran Augustinus berpusat pada Tuhan. Kesimpulan ini di ambil
karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengenal Tuhan dan Roh, tidak lebih
dari itu.
Ia sependapat dengan Plotinus yang
mengatakn bahwa Tuhan itu diatas segala jenis (catagories). Sifat Tuhan yang
paling penting ialah kekal, bijaksana, maha kuasa, tidak terbatas, maha tahu,
maha sempurna dan tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno tetapi selalu baru, Tuhan
adalah suatu kebenaran yang abadi.
c. Buku
The City Of God
Selain Confensions, The City of God
barangkali adalah karya Augustinus yang paling berpengaruh. Karya itu muncul di
sebabkan oleh adanya perampasan roma oleh pasukan Alarik.
Buku The City of God dapat di bagi
menjadi 2 bagian besar, bagian pertama yaitu jilid 1-10 membicarakan tanggung
jawab kristen terhadap perpecahan Romawi, sifat-sifat imperialistis, tidak
pernahnya Romawi memperhatikan masyarakat taklukannya. Bagian ke-2, yaitu jilid
11-22 membicarakan asal usul manusia, dunia Tuhan dan dunia Setan.
d. Peran
Penting Augustinus
Augustinus di anggap telah
meletakan dasar-dasar pemikiran abad pertengahan, mengadaptasikan platonisme ke
dalam idea-idea kristen, memberikan formulasi sistematis tentang filsafat
kristen. filsafat Augustinus merupakan sumber atau asal usul reformasi yang
dilakukan oleh protestan, khususnya pada Luther, Zwingli dan Calvin. Kutukannya
kepada seks, pujiannya kepada kehidupan petapa, pandangannya tentang dosa asal,
semuanya merupakan faktor yang memeberikan kondisi untuk wujud pandangan-pandangan
Abad pertengahan.
Paham teosentris Augustinus
menghasilkan suatu revolusi dalam pemikiran orang barat. Anggapanya yang
meremehkan pengetahuan duniawi, kebenciannya kepada teori-teori kealaman dan
imannya kepada Tuhan tetap merupakan bagian peradaban modern. Sejak zaman
Augustinuslah orang barat lebih memiliki sifat instropektif. Karena
Augustinuslah diri dalam hubungannya dengan Tuhan menjadi penting dalam
filsafat.
2.
THOMAS
AQUINAS (1225-1274)
a. Riwayat
hidup Thomas Aquinas
Ia lahir dari keluarga bangasawan,
pada tahun 1225 Roccasecca, italia. Pada masa mudanya dia hidup besama pamannya
yang menjadi pimpinan ordo do Monte Casino. Ia berda disana pada tahun
1230-1239. Pada tahun 1239-1244 ia belajar di Universitas Napoli, tahun 1245-1248
di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus (St. Albert The Great).
Sampai tahun 1252 ia dan Albertus tetap berada di cologne. Tahun 1256 ia di
beri ijazah (licentia Docendi) dalam bidang teologi, dan ia mengajar disana
sampai tahun 1259. Tahun 1269-1272 ia kembali ke Universitas Paris untuk
menyusun tantangan kepada ibn Rusyd. Sejak tahun 1272 ia mulai mengajar di
Universitas Napoli. Ia meninggal pada tahun 1274 di Lyons. Dan karyanya yang
paling penting ialah Suma Contra Gentiles (1258-1264) dan Suma
Theologica (1266-1273).
b. Pemikiran
Aquinas tentang teologi
Ia mengajukan lima dalil (argumen)
untuk membuktikan bahwa eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal, seperti
sebagai berikut ini :
Pertama, “ argumen gerak
“ Diangkat dari sifat alam yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak pasti di
gerakan oleh yang lain, sebab tidak mungkin suatu perubahan dari potensialitas
ke aktualitas bergerak tanpa ada penyebabnya, dari sini dapat dibuktikan bahwa
Tuhan itu ada.
Kedua, “ sebab yang mencukupi
(efficient cause)“ Sebab pasti menghasilkan musabab, tidak ada sesuatu yang
mempunyai sebab pada dirinya sendiri sebab. Itu berarti membuang sebab sama
dengan membuang musabab, olehkarena itu dapat disimpulkan bahwa Tuhanlah yang menjadi
penyebab dari semua musabab.
Ketiga, “ kemunginan dan keharusan
(possibility and necessity) “
Keempat, “ memperhatikan tingkatan
yang terdapat pada alam ini “ Isi alam ini masing-masing berkelebihan dan
berkekurangan, misalnya ada yang indah, lebih indah dan terindah. Dengan
demikian sebab tertinggi menjadi sebab tingkatan di bawahnya. Maha sempurna,
Maha Benar adalah Tuhan sebagai tingkatan tertinggi.
Kelima, “ keteraturan alam “ Kita
saksikan isi alam dari jenis yang tidak berakal bergerak atau bertindak
menuju tujuan tertentu,dan pada umumnya berhasil menuju tujuan itu, sedangkan
ia tidak mempunyai pengetahuan tentang tujuan itu. Dari situ kita mengetahui
bahwa benda-benda itu diatur oleh sesuatu yang berakal dan berpengetahuan dalam
bertindak mencapai tujuannya, itulah Tuhan.
c. Etika
Aquinas
Menurut Aquinas :
·
Dasar kebaikan adalah kemurahan hati
(charty) yang menurut Aquinas lebih dari kedermawanan atau belas kasihan.
·
Kehidupan petapa (ascetic) memainkan
peranan yang kuat didalam etikanya. Oleh karena itu ia setuju dengan pendapat
St. Augustinus yang mengajarkan bahwa kehidupan membujang (celebacy) lebih baik
dari pada kawin.
·
Mengenai kebebasan kemauan (free will)
ia menyatakan bahwa manusia berada dalam kedudukan yang berbeda dari Tuhan.
Tuhan selalu benar, sedangkan manusia kadang-kadang salah.
d. Teori
politi Aquinas
Menurutnya hukuman itu ada empat :
·
Hukman abadi yaitu suatu rencana (blue
print) yang menatur penciptaan dan pengaturaan alam semesta. Esensi hukum ini
tidak dapat dipahami oleh manusia.
·
Hukum alam yaitu hukum yang menyebabkan
semua makhluk mendapatkan kesempurnaanya, mencari kebaikan dan menghindari
kejahatan. Juga menyediakan kehidupan bagi manusia dengan segala haknya seperti
hak untuk berketurunan dan hak untuk hidup didalam masyarakat.
·
Hukum Tuhan yaitu hukum Kristen yang
mempunyai kedudukan hukum yang istimewa. Hukum ini dikenal melalui wahyu Tuhan
yang diberikan karena kemurahan-NYA.
Hukum
manusia dibagi menjadi jus gentium dan jus civile. Di dalam
hukum manusia terdapat hukum alam dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya, menurut
hukum alam membunuh adalah salah, tapi terserah pada hukum manusia untuk
menjatuhkan hukuman apa yang sesuai untuk pelanggar.
Tentang gereja
Di dalam filsafat gereja, Aquinas mengatakan bahwa
manusia tidak akan selamat tanpa pelantara gereja. Sakramen-sakramen gereja itu
perlu, sakramen itu mempunyai dua tujuan yaitu :
1) menyempurnakan
manusia dalam penyembahan kepada Tuhan.
2) menjaga
manusia dari dosa. Aquinas juga mengatakan bahwa Baptis mengatur permulaan
hidup, penyesalan (confirmation) untuk keperluan pertumbuhan manusia dan
sakramen maha kudus (eucharist) untuk menguatkan jiwa.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar