Selasa, 09 April 2013

filsafat manusia abad pertengahan


SEJARAH dan LATAR BELAKANG

 Masa Sebelum Abad Pertengahan
Filsafat Barat sebelum memasuki abad pertengahan mengalami pemberhentian untuk waktu yang cukup lama. Hal itu dikarenakan perkembangan ilmu pada waktu itu terhambat seiring dengan kekacauan pada abad ke-6 dan ke-7. Hal itu didukung dengan kenyataan  bahwa pada tahun 529, sekolah-sekolah filsafat di Athena yang resmi mengajarkan aliran Yunani kuno ditutup oleh Kaisar Justianus. Sejak itu harus dikatakan bahwa dengan resmi tertutuplah sumber Yunani yang mengakhirkan filsafat. Saat itu, terjadi perpindahan bangsa-bangsa sehingga muncul serangan-serangan bangsa-bangsa yang masih belum beradab terhadap kerajaan Romawi, sehingga kerajaan Romawi runtuh. Hal itu sangat bertentangan dengan keadaan filsafat sebelumnya. Misalnya saja, pada zaman kuno, awal munculnya filsafat terdapat banyak tokoh yang bermunculan dengan berbagai pemikiran-pemikirannya. Seperti, Thales dengan pemikirannya bahwa air adalah unsur inti, Anaximander dengan apeiron (yang terbatas) sebagai unsur inti, maupun Anaximenes, Pythagoras, Heraklitos, dan Parmenides dengan pemikirannya masing-masing. Setelah zaman kuno pun, filsafat mengalami perkembangan yang cukup pesat. Fokus yang dibahas bukan lagi masalah alam tetapi tentang manusia dan etika. Zaman ini disebut dengan zaman klasik. Pada zaman ini muncul tokoh-tokoh besar yang juga memilki pengaruh besar terhadap filsafat maupun selain filsafat barat serta berpengaruh besar pada masa setelahnya.
Pada zaman klasik, muncul kaum shopis yang menggunakan kebenaran subjektif dan keunggulan retorika sebagai ajaran yang diajarkan kepada pemuda-pemuda. Sebagai akibatnya, maka ukuran kebenaran menjadi relatif dan subjektif. Disaat itu  muncullah Socrates yang menyatakan bahwa akal budi harus menjadi norma terpenting untuk kita,selain itu utuk menentang kaum shopis, socrates menggunakan metode dialektik hingga akhirnya dai dihukum mati. Namun muruid-muridnya memiliki peran yang cukup besar juga pada masa itu seperti Plato yang menggunakan dunia ide, dan ada juga tokoh Aristoteles yang menggunakan angka sebagai kebenaran relatif. Setelah zaman socrates berakhir, zaman heleinisme dimulai, dimana ketika itu muncul aliran filsafat seperti stoisme,epikurus, dan Neo-platonisme. Untuk aliran Neo-platonisme ini, mereka ingin kembali pada ajaran Tuhan. Baru kemudian filsafat sedikit demi sedikit mengalami kemunduran hingga akhirnya berhenti untuk waktu yang cukup lama.
Ciri Filsafat Pada Abad Pertengahan
Filsafat Barat Abad Pertengahan ini dicirikan dengan adanya antara agama Kristen dan filsafat. Di lihat secara menyeluruh, filsafat barat abad pertengahan ini memang merupakan filsafat Kristiani. Oleh karena itu, kiranya dapat dikatakan bahwa filsafat barat abad pertengahan adalah suatu  filsafat agama dengan agama Kristiani sebagai basisnya. Sehingga agama Kristen menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu  Tuhanlah  merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan Yunani kuno yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal. Mereka belum mengenal adanya wahyu.

Kemununculan Filsafat Abad Pertengahan
Filsafat pada abad pertengahan sendiri merupakan suatu arah pemikiran yang berbeda sekali dengan arah pemikiran dunia kuno.Filsafat barat abad pertengahan masih bergerak dalam belenggu kekuasaan teologi dan iman kristen (Theosentris). Filsafat barat abad pertengahan dibagi menjadi 2 zaman yaitu, zaman pateristik dan zaman scholastik.
1.             Zaman Pateristik
Zaman pateristik adalah zaman dimana kristiani berkembang pesat. Pateristik berasal dari kata “patres’, “bapa-bapa Gereja”  Bapa-bapa Gereja merupakan bukti adanya pengaruh plotinus dengan tujuan memperlihatkan bahwa iman sesuai dengan pikiran-pikiran paling penting dalam manusia. Adapun tokoh-tokoh pateristik diantaranya adalah Clemens dari Aleksandria dan Agustinus.

2.             Zaman Scholastik
Zaman Scholastik terdiri atas agama atau kepercayaan. Ketika Karel Agung berkuasa di Eropa, kembalilah ketentraman yang agak lama. Sekolah-sekolah didirikan pada zaman ini. Hal itu dikarenakan tersebarnya agama Katolikdan terdapat pola organisasi yang teratur (baik dalam penyebaran maupun memperdalam agamanya). sekolah-sekolah ini ajaran yang digunakan adalah ajaran lama yang disebut artes liberales (seni merdeka). Sedangkan yang meliputi ajaran artes adalah grammatika, dialektika, astronomia, geometria, aritmatika. Pada zaman scholastik muncul kaum shopis yang mengajarkan kepada pemuda-pemuda tentang kebenaran subjektif dan keunggulan retorika yang kemudian ditentang oleh socrates dengan berdialog yang lebih dikenal dengan dialektika. Pada abad ke-11lambat laun ada perubahan-perubahan, yaitu bahwa dialektika(usaha mendapatkan pengenalan dengan cara berfikir) makin menonjolkan diri, dan gejola rasionalis tampak di dalam pemikiran teologis. Selain itu pada abad ini juga terjadi pertentangan tentang apa yang dimaksudkan dengan universal. Maksudnya adalah apakah kebenaran umum itu adalah benar-benar kenyataan ataukah kebeneran yang hanya diturunkan dari pemikiran-pemikiran manusia itu sendiri

Filsuf abad pertengahan:
1.     AUGUSTINUS  (354-430)
Agustinus adalah seorang pujangga gereja dan filsuf besar. Setelah melewati masa muda hedonistis, Agustinus kemudian memeluk agama Kristen dan menciptakan sebuah tradisi filsafat Kristen yang berpengaruh besar pada abad pertengahan.
Sejak mudanya ia telah mempelajari bermacam-macam aliran filsafat, antara lain Platonisme dan Skeptisisme. Ia telah diakui keberhasilannya dalam membentuk filsafat Kristen yang berpengaruh besar dalam filsafat abad pertengahan sehingga ia dijuluki sebagai guru skolastik yang sejati. Ia seorang tokoh besar di bidang teologi dan filsafat.
Menurut pendapatnya, daya pemikiran manusia dapat mencapai kebenaran dan kepastian yang tidak ada batasnya, yang bersifat kekal abadi. Artinya, akal pikir manusia dapat berhubungan dengan sesuatu kenyataan yang lebih tinggi.

a.     Riwayat Hidup Augustinus

Augustinus lahir pada tanggal 13 november 354 di Tagaska, Numidia (sekarang Algeria). Ayahnya Patricius adalah seorang pejabat pada kekaisaran Romawi, yang tetap kafir sampai kematiannya pada tahun 370. Ibunya Monica (Monnica), adalah penganut Kristen yang amat taat. Pendidikan yang mula-mula diterimanya ialah dalam bidang Gramatika dan Aritmatika. Tatkala berumur sebelas tahun, ia dikirim kesekolah Madaurus, suatu tempat orang kafir (lingkungan kafir). Lingkungan itu telah mempengaruhi perkembangan moral dan agamanya sementara ibunya selalu mendo’akan agar  anaknya menerima ajaran Kristen. Pada tahun 370, karena bantuan kawannya ( Romanius ), ia pergi ke Kartago. Disana ia tinggal bersama guru wanita yang melahirkan anak untuknya yang bernama Adeodatus pada tahun 371. Disana ia menjadi seorang manichean, yaitu suatu ajaran agama yang mengajarkan bahwa Mani adalah Nabi yang terakhir. Benar-banar yang di jadikan juru selamat yang di janjikan oleh yesus Kristus. Pada tahun 373-374 ia mengajar di Tagaska, dan sembilan tahun berikutnya ia mengajar di Kartago. Kemudian ia pindah ke Roma, dan ia mendirikan sekolah retorika, dan ia meninggalkan ajaran Mani lalu menjadi skeptis. Lalu setahun kemudian ia mendirikan sekolah di Milan.
Ada beberapa pengaruh yang di terimanya, diantaranya ialah dari Saint Ambrose, temannya Simplicianus, dan Neo-Platonisme. Dan semuanya itu mengiringnya untuk menerima gereja kristen. Tobatlah ia pada hari Paskah ( 25 april 378 ) beserta anaknya ( adeodatus ) dibaptiskan. Segera setelah itu ia dan keluarganya kembali ke Afrika. Dan di Ostia, pelabuhan Roma ibunya meninggal dunia setalah terjadi pembicaraan indah dengannya.
Setelah Augustinus mengalami konversi, ia mengabdikan seluruh hidupnya kepada Tuhan dan melayani pengikut-pengikutnya. Setelah kembali ke Tagasta pada tahun 388, ia menjual seluruh harta warisannya dan hasil penjualan itu di berikan semuanya kepada fakir miskin. Yang tertinggal hanyalah sebuah rumah yang di ubahnya menjadi suatu tempat masyarakat biarawan. Ia sebenarnya tidak berminat menjadi pendeta, tetapi pada tahun 391 ia di tahbiskan menjadi pendeta karena didesak oleh hampir semua orang di tempat tinggalnya didekat kota Hippo ( sekarang masuk wilayah Aljazair ). Pada tahun 395-396 ia ditahbiskan lagi menjadi uskup di Hippo. Dan di tahun terakhir kehidupannya adalah tahun peperangan bagi Imperium Romawi. Di tengah penyerbuan Vandal yang mengepung Hippo pada tanggal 28 agustus 430, Augustinus meninggal dalam kesucian dan kemiskinan yang sudah lama dijalaninya. Setelah penaklukan itu orang Vandal menghancurkan semua yang di jumpai mereka kecuali Gereja dan perpustakaan Augustinus yang di biarkan tanpa di ganggu.

b.      Tentang  Tuhan dan Manusia

Ajaran Augustinus dapat dikatakan berpusat pada dua pool, Tuhan dan manusia. Akan tetapi dapat dikatakan bahwa seluruh ajaran Augustinus berpusat pada Tuhan. Kesimpulan ini di ambil karena ia mengatakan bahwa ia hanya ingin mengenal Tuhan dan Roh, tidak lebih dari itu.
Ia sependapat dengan Plotinus yang mengatakn bahwa Tuhan itu diatas segala jenis (catagories). Sifat Tuhan yang paling penting ialah kekal, bijaksana, maha kuasa, tidak terbatas, maha tahu, maha sempurna dan tidak dapat diubah. Tuhan itu kuno tetapi selalu baru, Tuhan adalah suatu kebenaran yang abadi.

c.      Buku The City Of God

Selain Confensions, The City of God barangkali adalah karya Augustinus yang paling berpengaruh. Karya itu muncul di sebabkan oleh adanya perampasan roma oleh pasukan Alarik.
Buku The City of God dapat di bagi menjadi 2 bagian besar, bagian pertama yaitu jilid 1-10 membicarakan tanggung jawab kristen terhadap perpecahan Romawi, sifat-sifat imperialistis, tidak pernahnya Romawi memperhatikan masyarakat taklukannya. Bagian ke-2, yaitu jilid 11-22 membicarakan asal usul manusia, dunia Tuhan dan dunia Setan.

d.     Peran Penting Augustinus
Augustinus di anggap telah meletakan dasar-dasar pemikiran abad pertengahan, mengadaptasikan platonisme ke dalam idea-idea kristen, memberikan formulasi sistematis tentang filsafat kristen. filsafat Augustinus merupakan sumber atau asal usul reformasi yang dilakukan oleh protestan, khususnya pada Luther, Zwingli dan Calvin. Kutukannya kepada seks, pujiannya kepada kehidupan petapa, pandangannya tentang dosa asal, semuanya merupakan faktor yang memeberikan kondisi untuk wujud pandangan-pandangan Abad pertengahan.
Paham teosentris Augustinus menghasilkan suatu revolusi dalam pemikiran orang barat. Anggapanya yang meremehkan pengetahuan duniawi, kebenciannya kepada teori-teori kealaman dan imannya kepada Tuhan tetap merupakan bagian peradaban modern. Sejak zaman Augustinuslah  orang barat lebih memiliki sifat instropektif. Karena Augustinuslah diri dalam hubungannya dengan Tuhan menjadi penting dalam filsafat.

2.     THOMAS AQUINAS (1225-1274)

a.     Riwayat hidup Thomas Aquinas

Ia lahir dari keluarga bangasawan, pada tahun 1225 Roccasecca, italia. Pada masa mudanya dia hidup besama pamannya yang menjadi pimpinan ordo do Monte Casino. Ia berda disana pada tahun 1230-1239. Pada tahun 1239-1244 ia belajar di Universitas Napoli, tahun 1245-1248 di Universitas Paris di bawah bimbingan Albertus Magnus (St. Albert The Great). Sampai tahun 1252 ia dan Albertus tetap berada di cologne. Tahun 1256 ia di beri ijazah (licentia Docendi) dalam bidang teologi, dan ia mengajar disana sampai tahun 1259. Tahun 1269-1272 ia kembali ke Universitas Paris untuk menyusun tantangan kepada ibn Rusyd. Sejak tahun 1272 ia mulai mengajar di Universitas Napoli. Ia meninggal pada tahun 1274 di Lyons. Dan karyanya yang paling penting ialah Suma Contra Gentiles (1258-1264) dan Suma Theologica (1266-1273).

b.     Pemikiran Aquinas tentang teologi
Ia mengajukan lima dalil (argumen) untuk membuktikan bahwa eksistensi Tuhan dapat diketahui dengan akal, seperti sebagai berikut ini :
Pertama, “  argumen gerak “ Diangkat dari sifat alam yang selalu bergerak. Setiap yang bergerak pasti di gerakan oleh yang lain, sebab tidak mungkin suatu perubahan dari potensialitas ke aktualitas bergerak tanpa ada penyebabnya, dari sini dapat dibuktikan bahwa Tuhan itu ada.

Kedua, “ sebab yang mencukupi (efficient cause)“ Sebab pasti menghasilkan musabab, tidak ada sesuatu  yang mempunyai sebab pada dirinya sendiri sebab. Itu berarti membuang sebab sama dengan membuang musabab, olehkarena itu dapat disimpulkan bahwa Tuhanlah yang menjadi penyebab dari semua musabab.

Ketiga, “ kemunginan dan keharusan (possibility and necessity) “

Keempat, “ memperhatikan tingkatan yang terdapat pada alam ini “ Isi alam ini masing-masing berkelebihan dan berkekurangan, misalnya ada yang indah, lebih indah dan terindah. Dengan demikian sebab tertinggi menjadi sebab tingkatan di bawahnya. Maha sempurna, Maha Benar adalah Tuhan sebagai tingkatan tertinggi.

Kelima, “ keteraturan alam “ Kita saksikan isi alam dari jenis yang tidak berakal  bergerak atau bertindak menuju tujuan tertentu,dan pada umumnya berhasil menuju tujuan itu, sedangkan ia tidak mempunyai pengetahuan tentang tujuan itu. Dari situ kita mengetahui bahwa benda-benda itu diatur oleh sesuatu yang berakal dan berpengetahuan dalam bertindak mencapai tujuannya, itulah Tuhan.

c.      Etika Aquinas

Menurut Aquinas :
·        Dasar kebaikan adalah kemurahan hati (charty) yang menurut Aquinas lebih dari kedermawanan atau belas kasihan.
·        Kehidupan petapa (ascetic) memainkan peranan yang kuat didalam etikanya. Oleh karena itu ia setuju dengan pendapat St. Augustinus yang mengajarkan bahwa kehidupan membujang (celebacy) lebih baik dari pada kawin.
·        Mengenai kebebasan kemauan (free will) ia menyatakan bahwa manusia berada dalam kedudukan yang berbeda dari Tuhan. Tuhan selalu benar, sedangkan manusia kadang-kadang salah.


d.     Teori politi Aquinas

Menurutnya hukuman itu ada empat :
·        Hukman abadi yaitu suatu rencana (blue print) yang menatur penciptaan dan pengaturaan alam semesta. Esensi hukum ini tidak dapat dipahami oleh manusia.
·        Hukum alam yaitu hukum yang menyebabkan semua makhluk mendapatkan kesempurnaanya, mencari kebaikan dan menghindari kejahatan. Juga menyediakan kehidupan bagi manusia dengan segala haknya seperti hak untuk berketurunan dan hak untuk hidup didalam masyarakat.
·        Hukum Tuhan yaitu hukum Kristen yang mempunyai kedudukan hukum yang istimewa. Hukum ini dikenal melalui wahyu Tuhan yang diberikan karena kemurahan-NYA.
Hukum manusia dibagi menjadi jus gentium dan jus civile. Di dalam hukum manusia terdapat hukum alam dalam kasus-kasus tertentu. Misalnya, menurut hukum alam membunuh adalah salah, tapi terserah pada hukum manusia untuk menjatuhkan hukuman apa yang sesuai untuk pelanggar.
Tentang gereja
Di dalam filsafat gereja, Aquinas mengatakan bahwa manusia tidak akan selamat tanpa pelantara gereja. Sakramen-sakramen gereja itu perlu, sakramen itu mempunyai dua tujuan yaitu :
1)    menyempurnakan manusia dalam penyembahan kepada Tuhan.
2)    menjaga manusia dari dosa. Aquinas juga mengatakan bahwa Baptis mengatur permulaan hidup, penyesalan (confirmation) untuk keperluan pertumbuhan manusia dan sakramen maha kudus (eucharist) untuk menguatkan jiwa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar